News  

Irigasi Rusak Ditangan Kontraktor X, Puluhan Hektar Sawah di Biboki Moenleu dilanda Kekeringan, Terancam 100% Gagal Panen

Foto: Tampak irigiasi yang kini hampir mengering, Jumat 06/09/2024. (Mr. FN)

Frederikus Naiboas/Mutiara Sonbay

INDOTIMEX.COM – Puluhan hektar persawahan di Desa Oepuah Utara, Kecamatan Biboki Moenleu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT), mulai dilanda kekeringan dan dipastikan terancam gagal panen.

Puluhan hektar sawah tersebut diketahui selama ini menjadi harapan hidup puluhan petani setempat harus menerima kenyataan pahit. Pasalnya, areal persawahan yang sudah ditanami anakan padi perlahan sudah mulai menguning bahkan hampir mati karena debit aliran air yang ada sangat sedikit.

Tidak hanya itu saja, areal persawahan yang mestinya basah, perlahan mulai pecah hingga menyebabkan dedaunan padi perlahan mulai meranggas dan mati. Hal ini diakibatkan karena Saluran air dari irigasi yang sudah dibangun secara permanen itu diduga dirusaki oleh kontraktor sendiri.

salah satu petani yang engan tak mau menyebut namanya saat ditemui media ini di Desa Oepuah Utara, Kabupaten TTU, Jumat,06 September 2024 mengatakan debit air dari irigasi yang setiap tahun digunakan untuk mengairi persawahan sudah satu bulan terakhir menurun dan kami hanya pasrah dengan keadaan sambil menunggu respon dari Pemerintah Desa atau Pemerintah Kabupaten.

“Sudah hampir 1 bulan debit air dari irigasi persawahan menurun, sehingga tanah kering dan terbelah.

Puluhan hektar sawah di wilayah perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste ini sudah mulai mengering sejak bulan Agustus 2024 lalu, karena aliran air dari irigasi tidak bisa mengairi areal persawahan yang ada.

“Kami sebagai petani tentunya harus berjaga – jaga untuk membagi aliran air secara bergilir kesawah masing – masing, karena diprediksi puluhan hektare sawah petani dipastikan akan mengalami gagal panen”.

Tambahnya, hal ini diakibatkan karena saluran irigasi sepanjang 10 meter itu dirusaki oleh kontraktor, sebelum dirusaki pihak kontraktor juga tidak melakukan sosialisasi kepada kami sebagai masyarakat yang menanam padi.

Baca Juga :   Satu Tahun Kepemimpinan, Ini Wujud Pembangunan Desa Nunmafo TTU

“Kami sudah menanam padi, setelah menanam pihak kontraktor rusaki irigasi yang ada tanpa melakukan sosialisasi, jika kami mengetahui bahwa irigasi akan dirusaki maka kami tidak akan menanam padi yang ada tentunya hal ini sangat merugikan kami”.

“Terkait pengerusakan irigasi kami belum mengetahui indikasi apa sehingga irigasi yang ada dirusaki”.

Namun perlu kita ketahui bersama bahwa proyek rehabilitasi saluran irigasi ini bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) dengan nilai kontrak Rp. 179.500.000,- Tahun anggaran 2024 dan yang mengerjakan dari CV. Putra Buana, Tutupnya

Foto: Tampak irigiasi yang kini hampir mengering, Jumat 06/09/2024. (Mr. FN)

Hingga berita ini diturunkan, pihak kontraktor CV. Putra buana belum terhubung melalui telepon seluler, namun media ini akan berusaha menghubungi yang bersangkutan untuk dimintai klarifikasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *