Fe Naiboas/FX Mario Meol
INDOTIMEX.COM – Salah satu oknum kepala Sekolah tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di kecamatan Bikomi Utara diduga gunakan tenaga peserta didik untuk bekerja saat jam belajar – mengajar berlangsung, kondisi ini menjadi pemicu salah satu orangtua siswa geram, Kamis 25/07/2024
Salah satu orang tua siswa yang ditemui Wartawan Indotimex Media di Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Kamis 25 Juli 2024 mengaku sebagai orang tua dari siswa menduga bahwa oknum kepsek tersebut hanya Menjadikan Siswa Kuli Bangunan di Sekolahnya.
Dimana siswa berseragam diminta bekerja membuat fenderan bangunan disekolah. Fenderen tersebut dikerjakan oleh siswa untuk pembangunan disekolah tanpa alat keselamatan kerja, selain itu para siswa disuruh untuk membuat pagar keliling. Sudah 3 hari siswa bekerja disekolah mulai dari hari selasa, rabu dan kamis hari ini.
Tambahnya, para siswa tersebut bekerja di saat jam sekolah. Kami sebagai orang tua siswa yang melintas tentunya resah saat melihat anak-anak kami bekerja seperti ini, sebenarnya anak kami datang ke sekolah untuk belajar atau untuk bekerja sebagai kuli bangunan? tanyannya.
Tentunya kami menilai tidak pantas para pelajar itu dijadikan kuli bangunan.
“Kami sudah merasa cemas dengan anak-anak sebab seharusnya mereka belajar di sekolah bukan untuk bekerja sebagai kuli bangunan,” ujar salah satu orang tua siswa yang namanya minta dirahasiakan kepada media saat berkunjung kesekolah pada Kamis 25 Juli 2024.
Dirinya mengaku sangat menyayangkan akan hal tersebut. Pasalnya, Seorang siswa tugasnya adalah belajar. Dan perlu dipahami oleh oknum Kepala Sekolah bahwa tugas siswa di sekolah diantaranya adalah;
Memahami dan Mempelajari materi yang diajarkan, Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, dan mengerjakan pekerjaan rumah.” Ungkapnya.
Selanjutnya, yang perlu dipahami pihak sekolah adalah, apabila pengerjaan fisik yang dilakukan yang bukan ahlinya dalam bidang tersebut, yakin saja akan membuahkan hasil yang tidak maksimal, apa lagi hanya dengan menggunakan tenaga siswa yang bukan ahlinya dalam giat pengerjaan bangunan.
Kepala sekolah perlu memahami tugas seorang siswa, intinya sah-sah saja jika tenaga siswa dibutuhkan, namun hanya tenaga itu dipakai hanya berselang 1 sampai 2 hari saja, namun kalau tiap hari, itu adalah kesalahan besar. Dan Kepala Sekolah seharusnya memahami dan mengerti hal tersebut.
Kita juga sudah tanya dan cek disekolah bahwa roster sudah ada tetapi herannya anak-anak kami sudah beberapa hari berturut dipekerjakan, apakah memang dana komite sekolah tidak ada, apakah anggaran disekolah tidak ada? kami minta Kepsek tersebut menjelaskan secara detail kepada kami orang tua. Mintanya.
Dikesempatan yang sama, Kepala sekolah SMA Bikomi Utara berinisial EU yang dikonfirmasi langsung oleh media ini mengatakan, Terkait adanya siswa yang dilibatkan dalam giat pengerjaan pagar keliling tersebut memang benar, namun itu kami pakai tenaga siswa bukan di jam belajar atau proses belajar mengajar namun dalam hal ini melihat dari situasi dan keadaan di lokasi tersebut.
Untuk saat ini kami sementara melakukan pembagian tugas mengajar dan untuk roster ini ada 2 kurikulum yaitu kurikulum merdeka dengan K13 maka untuk sementara kita masih mulai dengan kurikulum baru dan penyusunan roster juga kita masih pelajari sehingga kegiatan ini dari pada mereka (siswa) tidak membuat apa -apa maka kita bukan pekerjakan mereka tetapi dalam rangka menyongsong 17 Agustus kita rapikan sekolah, Ujurnya
Sebenarnya pembelajaran disekolah bukannya tidak berjalan tetapi ada 2 kurikulum yang pertama untuk kelas 10 itu kurikulum merdeka kita juga belum terlalu paham kurikulum merdeka itu yang modelnya seperti apa, sambil mempelajari dalam pembuatan roster yang baru dari pada anak- anak nganggur bukan kita pekerjakan tetapi kita melatih mereka bisa membuat pagar indah karena kurikulum merdeka itu membuat mereka untuk harus tahu kerja setelah tamat dari SMA.
Lanjut menurut Kepsek EU, Untuk jadwal proses belajar disekolah sementara masih dibuat dan masih amburadul. Kemarin kita sudah coba dengan kegiatan KBM tetapi itu tidak maksimal.
Anak – anak mereka baru kerja hari ini. Kemarin dengan hari ini karena yang pertama kita kekurangan rombongan belajar jadi sementara kita minta tukang untuk membuat ruangan rombongan belajar.
Bisa kita lihat ada 2 ruang rombongan belajar yang tidak layak dipake disitu maka kita coba untuk membuat ruangan baru.untuk Tahun kemarin karena kita kekurangan rombongan belajar saya tidak pekerjakan anak tetapi kami saling membantu karena uang tidak ada. tutupnya.