SELIMUT PUCAT
Nahum Pinat, S.Pd.K., M.Pd/Ketua Pemuda GMIT TTU/ Dosen Fakultas Hukum Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Cendana Wangi
Selamat Hari Ibu Sedunia
Kefamenanu, indotimex.com – Ketika saya diminta menuliskan refleksi tentang ibu sebenarnya saya sangat malas menuliskankanya namun ketika mulai memainkan jari pada keybord laptop ini saya sangat sedih karena begitu terharunya saya akan jasa ibu bagi saya; yang menjadi pertanyaan saya ialah bagaiman saya harus membalas semua jasa ibu..?
Sebab banyak hal yang telah saya terima namun sepertinya saya belum mampu membahagiakan mereka? Mengapa saya merasa begitu berhutang pada ibu..?
Mari kita berefleksi bersama mengapa ibu begitu berjasa
Banyak orang memiliki cerita sendiri tentang ibu. Secara harifiah ibu berarti wanita yang telah melahirkan seorang anak. Ketika menuliskan kata ibu seakan banyak hal yang ingin kita sampaikan ibu itu…. dan …. karena banyaknya hal yang ingin disampaikan sampai terkadang kita bingung bagaimana menggambarkan seorang ibu bagi diri kita sendiri. Ketika berefleksi tentang ibu, ada beberapa kalimat yang ingin saya pakai IBUKU SEORANG PEMBOHONG, IBUKU SEORANG MALAIKAT PENJEMPUT, IBUKU SESEORANG YANG BERSOSOK TOMAS, IBUKU SEORANG BANCI, SELIMUT PUCAT.
Mari kita berefeleksi satu persatu.………..!!!!
Ibuku Seorang Pembohong
Mungkin banyak orang akan marah ketika kata pembohong saya berikan bagi ibu, namun ya… itu kenyataan hidup yang sebenarnya dirasakan oleh semua orang, ya… ibu adalah seorang Pembohong kelas unggul yang selalu berhasil membohongi anak-anaknya. Ia selalu berusaha berbohong walau ia tahu bahwa berbohong itu dosa. Ya… kata pembohong mungkin kata yang sangat cocok untuk menggambarkan seorang ibu. Ibu selalu berbohong demi kepentingan anaknya.
Ibu adalah Pembohong yang selalu mengatakan kalau Ia baik-baik saja, walau Ia dalam keadaan yang sakit demi menguatkan saya. Ketika sakit Ia tetap berkata ia baik-baik saja demi saya tetap tenang menghadapi dunia luar, ia berusaha agar saya tak merasa cemas dan kuatir ketika keluar menghadapi kerasanya dunia. Ibuku adalah sosok Pembohong luar biasa yang dicintai, ya Pembohong yang selalu membohongi dirinya demi kepentingan saya. Dari ibu saya belajar bahwa terkdang kita harus mengorbankan diri sendiri demi kepentingan orang lain.
Ibuku Malaikat Penjemput
Malaikat penjemput mungkin konotasinya terdengar sedikit membuat orang merasa tidak nyaman jika ibu diibaratkan seperti itu. Karena malaikat penjemput sangat identik dengan iblis atau malaikat pembunuh yang akan menjemput orang-orang menuju kematian. Yah hal seperti inilah yang bisa saya gambarkan tentang sosok ibu dikala itu.
Ketika masih kecil saya sering lupa bahwa jika ayam-ayam akan mencari tempat bertengger sudah seharusnya saya berada di rumah, namun karena asyik bermain saya lupa waktu, dikala itu ada malaikat penjemput yang selalu setia menjemput saya dengan memegang sebuah rotan, maka disaat itu saya akan lari sekuat mungkin menuju ke rumah, dengan perasaan yang gelisah, sebuah ketakutan luar biasa di saat itu, karena dirumah saya akan menerima kata-kata amarah,( bermain lupa pulang, mandi cepat..!!).
Ibu apakah ibu tidak pernah cape menjemput saya setiap sore hari.…? Mungkin itu pertanyaan bodoh, namun saya ingin mengatakan bahwa pertanyaan ini menandakan kesetiaan seorang ibu yang tak pernah bosan mengingatkan anak-anaknya. Ya ibu adalah sosok yang selalu setia mengantarkan saya ke sekolah dan menjamput saya untuk pulang ke rumah. Malaikat penjemput, ya… malaikat yang selalu setia menjemput saya untuk memastikan keadaan saya baik-baik saja. Bagi saya sosok ibu bagaikan malaikat yang disiapkan Tuhan untuk memastikan keadaan saya selalu baik-baik saja.
Ibuku Bersosok Tomas
Apakah seorang ibu layak kita samakan dengan Tomas….? Apakah ibu sejahat itu sehigga saya mengatakan ibu merupakan sosok yang sama seperti Tomas?
Dalam alkitab menggambarkan bahwa Tomas adalah sosok yang tidak percaya akan kebangkitan Yesus Kristus. Apakah ibu pantas disamakan dengan Tomas? Ya… ibu adalah Tomas-Tomas masa kini. Ibu merupakan sosok yang tidak gampang percaya kalau itu menyangkut anak-anaknya. Sebab ibu merupakan sosok yang berusaha memastikan semua hal itu benar adanya kalau itu menyangkut kepentingan anaknya. Jika anaknya berbuat salah dan banyak orang membicarakan bahwa anaknya…., ibu tidak langsung menelan mentah-mentah semua kalimat yang ia dengar, sebab ia akan berusaha memastikan dengan berbagai macam cara untuk memastikan kebenaran itu.
Saya teringat ketika saya akan berangkat kuliah di luar daerah pertama kalinya. semua persiapan telah saya siapkan dengan baik, segala kebutuhan telah saya siapkan. Namun saya masih ditanya berulang-ulang kali dari ibu untuk memastikan segala keperluan saya telah dipersiapkan, sampai-sampai ibu kembali memeriksanya sendiri. Satu kalimat yang terlontar saat itu… ibu seperti Tomas saja, kan sudah saya katakan bahwa semua sudah siap. Ya sosok ibu menurut saya seperti Tomas demi kebaikan saya, demi kepentingan saya ia akan memastikan bahwa semua itu sudah benar.
Sebenarnya ketika menuliskan refleksi ini saya sangat merindukan ibu, ibu yang tak pernah bosan memberi pertanyaan-pertanyaan yang sama berulang-ulang kali hanya untuk memastikan buah hatinya baik-baik saja.
Ibuku Seorang yang Besosok Banci
Layakah seorang ibu disebut banci, topik kecil saya kali ini kali ini kembali membuat orang-orang yang sempat membaca marah kepada saya, tapi mengapa sosok ibu saya sebut banci? mari kita berefleksi bersama kembali.
Banci menurut kamus Bahasa Indonesia adalah laki-laki yang bertingkah laku dan berpakain sebagai perempuan.
Mengapa ibu disamakan demikian? Ibu adalah sosok super kuat istilah gaulnya “wonder women”. Ketika mendengar kata ini saya sangat-sangat merindukan ibu saya? mengapa? karena ibu adalah sosok yang sangat kuat.
Bayangkan saja ketika bangun pagi ibu saya telah mempersiapkan makan minum untuk saya, ketika pakian saya kotor ibu saya tak pernah capai-capainya mencuci pakian saya, dia mengandung saya selama 9 bulan, bukan hanya sampai dsitu, ketika saya dilahirkan ia menggendong saya selama beberapa tahun, bahkan saat saya masuk SMP ketika sakit dia masih saja menggodong saya. Dia bagaikan seorang pria kekar yang selalu siap melindungi saya dikala saya membutuhkannya.
Bahunya selalu siap menerima saya dikala saya bersedih. Ya.. ibu adalah makhluk Tuhan yang super kuat. Diciptakan Tuhan sebagai wanita namun miliki pribadi yang tanggung. Banci secara kasat mata, mungkin kata ini terlihat aneh ketika saya katakan. Tapi itu kenyataan ibu bagi saya, bagi saya ibu adalah sosok yang sangat lembut namun begitu kekar dalam mengatasi setiap persoalan hidup. Ia mampu berdiri tegak untuk melindungi saya.
Bagi saya ibuku pahlawanku.
Selimut Pucat
Dari semua refleksi diatas sebenarnya berdasarkan dari sebuah pemikiran bahwa Ibuku Selimutku. Mengapa ibu saya gambarkan bagai selimut, sebab ibu senantiasa menjaga saya dari kecil hingga saat ini. Selalu bersedia mendengarkan keluh kesah saya, selalu bersedia bersedia menyiapkan yang terbaik bagi saya. Ibu bagaikan selimut yang selalu menyelimuti tubuh saya.
Ia tau saat dimana saya harus dilindungi dari dinginnya cuacaya dan dia tahu saat dimna saya harus melepas selimut saya.
Sekarang rambut ibu telah beruban kekuatannya mulai melemah, pikirannya pun sudah mulai tak terarah, usianya yang terus berlanjut membuat ia semakin melemah.
Namun sampai saat ini ia masih belum memikirkan dirinya. Ada satu kalimat yang pernah terdengar untuk saya; masa depan ibu adalah kamu. Kalimat ini membuat saya sedikit terganggu. Mana mungkin masa depan ibu adalah saya. Dan kini saya mengerti ternyata seluruh hidupnya hanya untuk mempersiapkan saya untuk menjadi lebih baik. Untuk menjadi manusia yang berguna. Saya berpikir bagaimanakah cara saya harus membalas kebaikan ibu? Pertanyaan ini sebenarnya sangat membuat saya malu. Sebab sampai saat ini saya merasa bahwa saya tak mampu membalas seluruh kebaikan ibu.
Ya ibuku adalah sosok pembohong yang selalu membohongi saya demi kepentingan saya, ibu sosok malaikat penjemput yang selalu bersedia mencari saya yang lupa akan rumah, ibu seorang Tomas yang tak gampang percaya demi kepentingan saya, ibuku adalah seorang banci yang selalu menempatkan posisi dimana ia harus menjadi kekar seperti lelaki dan menjadi lembut sebagai seorang wanita disaatnya.
Ibuku adalah selimut bagiku, yang walau ia telah menua namun selalu berusaha mencari yang terbaik baik saya, selalu bersedia menyelimuti saya kapan saja. Selalu bersedia menjadi yang terkuat walau pun sekarang telah melemah.
Ibu berhentilah menipu, berhentilah menjadi pembohong, berhentilah menjadi malaikat penjemput, berhentilah menjadi orang tidak gampang percaya berhentilah berpura-pura kekar sebab sudah saatnya kami membahagiakan ibu.
Waktu yang tersisa dalam dunia ini sudah sepantasnya kami gunakan untuk membahagiakan ibu dengan cara kami, walaupuan itu tak sebanding dengan pengorbanan ibu.
Selimut Pucat
Tidak ada tempat ternyaman didunia ketika bercanda gurau selain bersama ibu walau ia telah menjadi tua, tidak ada tempat berlindung untuk menyandarkan bahu senyaman selain ibu; walau rambutnya telah memutih. Walau ibu telah lanjut usia namun ia adalah pahlawanku, Ibuku Pahlawanku.
Yesaya 49 : 15a mengatakan “Dapatkan seorang perempuan melupkan bayinya, sehingga ia tidak menyanyangi anak dari kandungannya” firman ini merupakan suatu kenyataan hidup, ibuku telah berusia 65 tahun namun ia masih saja seperti dulu, masi menjaga saya bagaikan seorang bayi. Masih saja memikirkan kepentingan saya dibanding kepntingan dirinya sendiri.
Saya mengingat hukum tourat ke 5 yang berbunyi hormatilah ayah dan ibumu, supaya lanjut usiamu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu kepadamu. Dari firman ini saya berefleksi bahwa mengapa Allah menuntut manusia untuk menghormati orang tua. a) Karena merekalah yang berjasa membesarkan kita hingga saat ini, mereka telah berjuang untuk menafkahi dan memenuhi apa yang kita inginkan. b) orang tua khusunya ibu adalah orang yang paling mengerti kondisi kita, c) ibu adalah sosok yang pertama kali berhubungan dengan kita sewaktu kita dilahirkan.
Memang benar kata orang, surga ada di telapak kaki ibu. Karena tanpa ibu kita tidak mungkin dapat dilahirkan dibumi. Maka pantaslah kita membalas jasa ibu dengan menyenangkannya walaupuan itu tak sebanding dengan pengorbananya untuk kita.
Jika kita masih diberi kesempantan bersama ibu, pergunakanlah sebaik mungkin, sebab tidak semua anak dapat menikmati hari tua bersama-sama dengan ibunya. Tidak semua anak memiliki kesempatan untuk berbakti kepada ibunya, gunakalah sekarang selagi diberi kesempatan.