News  

Buntut Kasus Peluru Pantul di Lokasi Sabung Ayam, Keluarga Korban Datangi Kapolres Sikka

indotimex.com, Peristiwa penembakan oknum Polisi Polsek Kewapante Kabupaten Sikka terhadap korban YS (38) pada kamis (12/10) lalu, menuai pertanyaan banyak pihak terutama keluarga korban.

Peristiwa penembakan itu terjadi ketika oknum polisi berinisial (F) tengah bertugas untuk membubarkan kerumanan warga dari judi sabung ayam di lokasi pasar wairkoja, desa geliting kecamatan kewapante, kabupaten sikka. Kamis 12 Oktober 2023 sekira pukul 17:00 Wita.

Seperti diberitakan media sebelumnya bahwa penembakan itu adalah tembakan peringatan yang diarahkan keatas, hingga kemudian peluru pantul dan mengenai korban YS dipinggang bagian kiri.

Akibatnya, korban YS tengah menjalani perawatan medis di RSUD TC. hillers Maumere. Informasi yang berhasil dihimpun media ini, oleh pihak keluarga korban menyampaikan bahwa saat ini korban YS sudah selesai dioperasi dan saat ini tengah menjalani perawatan intensif tepatnya diruangan dahlia.

GRIB JAYA menuju Polres Sikka terkait kasus pelurus pantul di lokasi sabung ayam
GRIB JAYA menuju Polres Sikka terkait kasus pelurus pantul di lokasi sabung ayam

Pihak keluarga korban YS, pada saat diberitahukan hasil rekam medis dan peluru yang sudah berhasil dikeluarkan dari tubunhya oleh pihak Rumah Sakit, ternyata peluru tersebut itu masih dalam keadaan utuh, karena merasa tidak puas maka pihak keluarga memutuskan untuk bertemu Kapolres Sikka AKBP Hardi Dinata, Senin 16 Oktober 2023 sekira pukul 10:45 Wita, untuk mendapatkan kepastian informasi yang valid.

 

Kedatangan keluarga korban ke Polres Sikka itupun, untuk mendesak Kapolres Sikka agar secepatnya memproses oknum anggota polsek kewapante yang dinilai lalai dan telah membuat korban YS mengalami luka berat pada usus bagian kiri (peluru tembus usus besar).

Salah satu keluarga korban YS, Yanuarius Lado kepada media ini menyampaikan bahwa tujuan kami ketemu pak kapolres adalah untuk meminta penjelasan secara detail terkait peristiwa penembakan, lalu kami juga meminta pertanggung jawaban oleh oknum anggoto (F) untuk bagaimana bentuk tanggung jawabnya karena ade kami ini dalam waktu satu sampai 2 tahun kedepan pasti belum bisa bekerja seperti sedia kala. Tuturnya.

Lebih lanjut Januarius juga mengatakan bahwa, Kapolres Sikka sudah bersepakat dengan kami, dan akan menjamin keluarga korban dalam hal biaya pengobatan maupun materi.

“Iya tadi pak Kapolres tanya soal pendapatan perbulan korban kira – kira berapa,? Saya bilang saya tidak tau karena yang tau itu istrinya, mungkin alangkah baikny nanti bapak mereka bersama pelaku bertemu langsung sama istrinya, jadi sebentar malam jam 8 ini nanti pak kapolres bersama pelaku mau bertemu dia pu istri di RS” sambung Yanuarius.

Secara terpisah, Ketua Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu Jaya (GRIB JAYA) DPC kabupaten Sikka, Eduardus Berty kepada media ini menyesalkan peristiwa penembakan tersebut, dirinya berharap agar Kopolres Sikka mengambil langkah tegas dan menindak tegas anggota yang dinilai lalai dalam menjalankan tugasnya.

“Saya sangat menyesalkan peristiwa ini, menurut saya ini tidak sesuai prosedur atau protap dalam membubarkan aktivitas judi, sebetulnya masih banyak cara lain untuk membubarkan kegiatan judi sabung ayam itu, tidak harus menggunakan senjata apalagi menembak, pertanyaanya apakah korban itu dia teroris”,? Ungkap Eduardus.

“Setahu saya anggota yang hendak mengeluarkan senjata sampai menembak itu, jika dalam keadaan mendesak, dalam arti bahwa pada saat itu mungkin ada upaya perlawanan dari masa, dengan menggunakan senjata tajam, atau ada upaya pengeroyokan terhadap anggota polisi, pada saat ia memburbarkan judi sabung ayam itu, maka ia berhak membela diri dengan menggunakan senjata” sambung Eduardus.

Lebih lanjut Eduardus mengatakan bahwa dirinya telah mendiskusikan kasus ini bersama seluruh jajaran pegurus guna mengawal proses penyelesaian peristiwa penembakan tersebut.

“Jadi kami sudah berkomitmen dalam internal organisasi agar tetap mengawal proses ini sampai selesai dan terang benderang, agar publik tau dan tidak ada lagi persepsi atau interpretasi lain dari publik, dan terlebih keluarga korban, warga geliting dan masyarakat kabapaten sikka pada umumnya” Tutup Eduardus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *