Reporter Fhe Naiboas
indotimex.com, Kefamenanu – Ketegangan antar kedua kelompok antara kelompok Konvoi (Pelapor) dan kelompok dari Dalahi (Terlapor), Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) Provinsi NTT yang sebelumnya terlibat perkelahian akibat kesalahpahaman, akhirnya menuai titik kesepakatan untuk berdamai secara kekeluargaan.
Perdamaian tersebut berhasil dicapai setelah dimediasi oleh Ketua DPRD TTU, Hendrikus Bana ditandai dengan adanya surat pernyataan sepakat berdamai antara kedua belah pihak pada Kamis,11 April 2024.
Dikabarkan bahwa pihak keluarga dari Pemuda Dalahi maupun pihak keluarga dari kelompok Konvoi mendatangi kediaman Ketua DPRD TTU, Hendrikus Bana untuk membantu kedua bela pihak melakukan mediasi agar konflik antar kedua kelompok ini tidak berlarut-larut.
Diinformasikan, Turut hadir dalam perdamaian antara kedua kelompok tersebut adalah pihak keluarga dari Dalahi, pihak keluarga dari Kelompok Konvoi dan juga dihadiri oleh Ketua DPR TTU, Hendrikus Bana
Begini KRONOLOGIS lengkap KASUS PERKELAHIAN DI DALEHI dan berakhir damai
Dari Riki: Awalnya saya minum sopi dengan kawan, dan sekitar minum hampir 3 botol, sementara minum, saya meminjam motornya teman/kawan saya untuk membelikan kami rokok.
Sampai di pertigaan mas Agung situ, mobil yang bernama Romario ini mau keluar.
Mobil Romario ini, berjalan mengambil pinggir jalan. Sesampai di mas Agung situ (Cabang Dalahi) tiba-tiba mobil Romario itu berhenti di tengah-tengah jalan.
Mobil itu berhenti sekitar 30 meter. Lalu, ada satu motor yang lewat depan saya. Kemudian, saya kasih memindahkan motor saya, karena ingin menonton konvoi yang sedang dengan jenazah itu. Dan konvoi yang membawa jenasah itu arah dari KM 7 Kefamenanu jurusan Kupang.
Lalu karena saya melihat bemo Romario yang sedang berparkiran di tengah-tengah jalan, saya menyuruh bemo untuk ambil jalan pinggir di karenakan konvoi yang membawah jenazah hendak melewati jalan itu.
Sementara mobil Romario itu lewat lalu dia (oknum konvoi) menantang saya, dan saya juga melihat dia, diapun tetap menantang saya terus menerus. Lalu karena dia menantang saya terus-menerus, saya mengambil batu kecil, dan melemparnya.
Sesudah saya melempar batu yang pertama kepada dia(kelompok konvoi), diapun masih tetap menantang saya lagi. Hingga saya mengambil batu yang kedua dan melemparnya lagi.
Dia (kelompok konvoi) berhenti di tengah-tengah jalan
Sesudah saya melempari dia, lalu kemudian dia berhenti, dan tambah menantang saya lagi, sampai kali kedua kami adu mulut hingga berkelahi, dan saya yang memukul duluan. (Kata Riki).
Lanjut Riki (anak dari Dalahi), dalam perkelahian itu, saya di keroyok oleh dua orang dan mereka juga dalam keadaan Mabuk Berat.
“Awalnya kami dua sendiri yang berkelahi, namun dia sudah jatuh, akhirnya dia dibantu oleh kakaknya, dan akhirnya dia bersama kakaknya melawan dan keroyok . kakaknya menendang saya sampai saya terjatuh, dan saya pun mengalami sakit di sekitaran perut, akibat kena pukul dan tendang beberapa kali dari mereka berdua”
Akhirnya teman saya dari Dalahi melihat saya sudah terjatuh dan saya tidak bisa melawan mereka lagi, akhirnya, teman saya ingin memisahkan kami untuk tidak atau jangan berkelahi. Akan tetapi, mereka pun memukul teman saya. Sehingga teman saya tidak terima baik, akhirnya teman saya secara spontan memukul mereka menggunakan kayu.
“Saya berniat untuk memisahkan mereka, namun mereka tidak menerima baik juga terhadap saya, sehingga saya memukul mereka menggunakan kayu”. Kata Dukva (teman Riki dari Dalahi)
Terkait persoalan ini diakhiri dengan perdamaian kedua kelompok antara kelompok Konvoi dan kelompok dari Dalahi Kabupaten TTU yang berhasil dimediasi oleh Ketua DPR TTU, Hendrikus Bana.
Surat pernyataan perdamaian yang ditandatangani bersama diatas Materai tersebut juga disampaikan kepada Polres TTU.