Duh! Sejumlah ASN di Kabupaten Nagekeo Mengidap HIV/AIDS

Foto: Ilustrasi penderti HIV/AIDS

indotimex.com Nusa Tenggara Timur – Berdasarkan data tahun 2024, Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat ada 14 kasus tenuan baru HIV/AIDS.

Informasi ini secara resmi disampaikan ole Kepala Dinas Kesehatan Nagekeo, dr. Renny Wahyu Ningsih, pada Senin (28/4/2025).

Menurut dr. Renny, sebaran kasus tersebut meliputi Kecamatan Aesesa dengan 6 kasus (4 laki-laki dan 2 perempuan), Boawae 3 kasus (semua laki-laki), Mauponggo 3 kasus (2 laki-laki dan 1 perempuan), serta Nangaroro 2 kasus (1 laki-laki dan 1 perempuan).

Pada awal tahun 2025, tercatat lagi temuan 3 kasus baru, yakni 2 kasus di Aesesa dan 1 kasus di Nangaroro.

Berdasarkan profesi, mayoritas pengidap berasal dari kalangan petani diketahui  sebanyak 7 orang, disusul ibu rumah tangga (IRT) 4 orang, Aparatur Sipil Negara (ASN) 3 orang, dan pekerja swasta 1 orang.

“Data ini membuktikan bahwa HIV/AIDS bisa menyerang siapa saja, termasuk ASN yang juga bagian dari masyarakat,” ujar dr. Renny, seperti dilansir dari Florespos.net, Selasa 29 April 2025.

Saat ini, sebanyak 67 Orang Dengan HIV (ODHIV) di Kabupaten Nagekeo tercatat aktif menjalani terapi antiretroviral (ARV).

Untuk menanggulangi penyebaran HIV/AIDS, Dinas Kesehatan Nagekeo terus melakukan berbagai langkah strategis, seperti deteksi dini pada ibu hamil dan kelompok berisiko, kerja sama dengan Komisi Penanggulangan AIDS, serta membuka layanan konsultasi gratis secara daring.

Selain itu, Dinkes juga memberdayakan kader desa untuk menggalakkan gerakan “zero stigma” serta meningkatkan sosialisasi tentang pencegahan dan penanganan HIV/AIDS di masyarakat.

Foto: Ilustrasi penderti HIV/AIDS

Dengan berbagai upaya tersebut, diharapkan penanganan HIV/AIDS di Kabupaten Nagekeo semakin efektif dan kesadaran masyarakat untuk mencegah penyebaran HIV/AIDS terus meningkat.

Baca Juga :   Mengatasi Maraknya Edukasi Kesehatan Kulit dan Kelamin Digital, PERDOSKI Bahas Peran Dokter Dermatologi dan Venerologi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *