Bukit Marmer Merah Fatunisuan Saksi Bisu Ku Sudahi Rindu Ini

Bukit Marmer Merah Fatunisuan Saksi Bisu ku Sudahi Rindu Ini
Bukit Marmer Merah Desa Fatunisuan, Kecamatan Miomafo Barat, Kabupaten Timor Tengah utara

Sambil bercerita, waktu itu kurang lebih jam 5 W mendekatiku dan spontan bisikan ada suara di telingaku, saya menyukaimu Ade. Aku menatapnya tersenyum tanpa kata apapun. 1 menit terlewati, aku minta nomor telponnya sembari bilang nanti kita telponan kalo aku udah di kota, dia menjawab iya ade.

Setelah Sampai penginapan di kota Kefamenanu kami telponan ternyata akupun menyukainya.

Disinilah tumbuh borgol rindu aku dan Kaka W

Sesuatu yang namanya rindu kerap menjadi bahan paling mentah di dalam arsip kenangan, ia terurai rapi dalam ingatan – ingatan yang kadang pupus di hempas waktu. Namun terkadang menjadi api, membakar bokong belanga jiwa untuk menuntaskan proses penanahan. Akhir dari semuanya adalah temu.dari rindu aku belajar berada dalam suatu zona yang benar benar menguji hasratku untuk sebuah pertemuan dalam belajar memahami jarak dan menakarnya lewat waktu.

Tak terbatas buaian asmara, terkadang sebagai kekasih W, aku menggelitik bertanya mengapa Desamu ngk jadikan saja tempat marmer iitu jadi tempat Wisata? Sayang sekali Loh Kaka W di biarkan mubasir dengan alamnya yang indah tanpa sentuhan, padahal kalau di sentuh, di jaga pasti mendatangkan income untuk perintah desa kampung Fatunisuan atau dinas pariwisata perlu lirik dan lestarikan dong jadi objek wisata alam marmer merah yang indah. Sayang sekali Kaka W, dia Jawab aku sambil tertawa nanti saja kalau aku jadi bupati soalnya pemerintah disini lambat bergerak yah akhirnya tempat seperti ini di biarkan mubasir de.

Baca Juga :   Minggu Prapaska V: Jalan Yesus Itu Jalan Kita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *