“Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ? Pertanyaan Tomas yang diajukkan kepada sang Guru bisa saja, saya jadikan sebagai rumusan pertanyaan yang keluar dari hati dan pikiran saya sendiri.
Saya menyadari bahwa cinta dan kebaikan Tuhan senantiasa mengalir dalam setiap proses dan perjalanan hidup serta panggilan saya untuk mengikuti sang Guru. Tetapi dalam setiap proses tentu ada kesempatan untuk bertanya diri, membuat disermen atas setiap pergumulan hidup yang saya hadapi dan harus berani untuk mengambil keputusan secara tepat dan bijaksana. Saya menyadari bahwa, perjalanan hidup dan panggilan saya sejauh ini mengikuti sang Guru, tentu tidak mudah.
Hidup itu ibarat dua sisi koin yang berbeda namun tetap berada pada koin yang sama. Begitu pun dengan hidup. Pada satu sisi, saya merasakan sukacita dalam panggilan mengikuti sang Guru, kebahagiaan penuh arti dan persaudaraan penuh kasih dalam komunitas. Dan sisi lain, saya mengalami dan merasakan kekecewaan, penuh penderitaan, putus asa dan bahkan dalam saat-saat yang sulit, saya kehilangan harapan dan mempertanyakan keberadaan sang Guru.
Di manakah Engkau, wahai sang Guru yang Agung? Begitu lama Engkau pergi tanpa meninggalkan jejak yang pasti. Ke manakah Engkau pergi? Jalan mana yang Engkau lalui? Sebab, aku pun ingin pergi bersama Engkau.