News  

Akses Jalan dari Cikal Bakal Kota Kefamenanu Beraspal Tanah Liat Kering, Janji Perbaiki Hanya Pemanis Setiap Masa Pemimpin

Foto: Potret Kondisi jalan terkini Desa Noetoko yang merupakan cikal bakal lahirnya Kota Kefamenanu. (Jho Aban)

Jho Aban/ FX. Mario Meol

 

INDOTIMEX.COMNoetoko atau dikenal dengan Desa Noetoko merupakan cikal bakal terbentuknya Kota Kefamenanu, dan hingga kini di kenal sebagai tempat bersejarah lahirnya kota Kefamenanu, tak jarang di peringati setiap hari ulang tahun Kabupaten Timor Tengah Utara, sayangnya menyisahkan kondisi memprihatinkan akses jalan menuju tempat bersejarah itu.

Kondisi itu memantik Beberapa warga yang berdiam di Desa Noeltoko Kecamatan Miomafo Barat Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengeluhkan akses jalan di desa yang sulit di laluinya.

Satu Suara, beberapa warga ini meminta kepada Pemerintah daerah (PEMDA) TTU, agar bisa melihat dan memperhatikan dan penghubung jalan itu, agar ketika mengakses tidak terhambat karena adanya lumpur maupun air yang tergenang di sekitar jalan yang berlubang-lubang.

Salah satu warga di Desa Noeltoko, Emanuel Opat, kepada awak media mengatakan bahwa, sudah bertahun-tahun mereka mengalami kondisi yang tidak baik. Dirinya menjelaskan, Sangat sulit ketika membawa hasil bumi ke kota. Akses jalan menuju ke kota sangat tidak lah baik dan menghambat. Apalagi turun lagi Hujan.

“Kami sudah bertahun-tahun mengalami kondisi jalan yang buruk ini. Sulit sekali bagi kami untuk membawa hasil bumi ke kota untuk jual dan aktifitas sehari-hari dengan kendaraan. Apa lagi kalau hujan” jelas Emanuel Opat.

Terpantau akses jalan yang rusak itu diperkirakan sepanjang kurang lebih empat kilometer. “Beraspalkan” tanah liat kering. Menurun, berkelok dan tanjakan terjal dihiasi batu lepas dan bukit-bukit kecil hasil bentukan ban mobil menjadi pemandangan sedih. Sangat memprihatinkan.

Akses jalan itu menghubungkan Desa Noeltoko di Kecamatan Miomaffo Barat, Kabupaten TTU, Provinsi NTT dengan desa-desa tetangga di Kecamatan Musi, seperti, Desa Batnes, Oetulu, dan Oeolo. Dua kecamatan itu, khususnya Desa Noltoko dikenal penghasil bumi yang cukup banyak yakni asam dan kemiri.

Baca Juga :   Terlibat Aksi Pengeroyokan di Kota Kefamenanu, Yandri Kabiti Cs Dilaporkan ke Polres TTU

Emanuel menambahkan dengan harapannya bahwa, pemerintah perlu memberikan perhatian khusus dengan bukti nyata bahwa, haruslah perbaikan infrastruktur di desa ini. Pemerintah bukan datang saat peringatan hari dimana lahirnya TTU.

Foto: Potret Kondisi jalan terkini Desa Noetoko yang merupakan cikal bakal lahirnya Kota Kefamenanu. (Jho Aban)

“Kami berharap pemerintah tidak hanya datang saat peringatan sejarah, tetapi juga memberikan perhatian yang nyata untuk perbaikan infrastruktur di desa kami,” tambah Emanuel.

 

Hal senada disampaikan Bernadeta Kono, penghuni rumah adat atau Sonaf Miomafo, merasa desanya telah ditinggalkan oleh pemerintah kabupaten pasca ibu kota Kabupaten TTU dipindahkan dari Noetoko ke Kefamenanu lebih dari satu abad yang lalu.

“Setiap tahun, para pemimpin kabupaten selalu mendatangi desa ini untuk melepas peserta napak tilas dalam memperingati sejarah awal terbentuknya kota Kefamenanu. Namun, setelah itu, kami kembali dilupakan,” keluh Bernadeta. Kepada wartawan Rabu (19/06/2024).

Selain itu, Warga lainya juga berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk memperbaiki akses jalan tersebut. Perbaikan infrastruktur diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan konektivitas antar desa di wilayah tersebut.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *