AMPLOP SANG AYAH, BUKA JANGAN NANGIS YAAA

Karya: Mutiara Sonbay

 

Bapa Yohanes, Dear Anakku

Anakku..
Bila kelak aku tua,
Andai aku jatuhkan gelas atau terlepas piring dari genggamanku,
Aku berharap kamu tidak menjerit marah kepadaku.

Anakku,
Karena tenaga orang tua sepertiku semakin tidak kuat dan karena aku sakit.
Pandangan mataku semakin kabur. Kamu harus mengerti dan bersabar denganku.

Anakku…
Bila aku tua,
Andai tutur kata ku lambat atau perlahan dan aku tidak mampu mendengar apa yang kamu katakan,
Aku berharap kamu tidak menjerit padaku,

“Ayah tuli kah ?”
“Ayah bisu kah ?“

Aku minta maaf anakku.
Kini aku semakin MENUA…

Anakku…
Bila aku tua,
Andai aku selalu saja bertanya tentang hal yang sama berulang-ulang,
Aku berharap, kamu tetap sabar mendengar dan melayaniku, seperti aku sabar menjawab semua pertanyaanmu saat kamu kecil dulu,
Semua itu adalah sebagian dari proses MENUA.
Kamu akan mengerti nanti bila kamu semakin tua.

Anakku…
Bila aku tua,
Andai aku berbau busuk, amis dan kotor,
Aku berharap kamu tidak tutup hidung atau muntah didepan aku.
Dan tidak menjerit menyuruh aku mandi.Anakku,
Badan aku lemah.
Aku tidak ada tenaga untuk melakukan semua itu sendiri.
Mandikanlah aku seperti aku memandikanmu semasa kamu kecil dulu.

Anakku…
Bila aku tua,
seandainya aku sakit, temanilah aku, aku ingin anakku berada bersamaku.

Anakku….
Bila aku tua dan waktu kematianku sudah tiba, Aku berharap kamu akan memegang tanganku dan memberi kekuatan untuk aku menghadapi kematianku.
Jangan cemas.
Jangan menangis.
Hadapi dengan cinta.

Aku berjanji padamu.
Bila aku bertemu pencipta,
Aku akan berbisik padaNya supaya senantiasa memberkati dan memberi berkat kepada kamu kerana kamu sangat mencintai dan mentaatiku.

Baca Juga :   Di Persimpangan Jalan Seorang Pejuang

Terima kasih banyak, karena mencintaiku….
Terima kasih banyak karena selalu menjagaku…

Aku mencintaimu lebih dari kamu mencintai dirimu sendiri, Anakku!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *