Seolah Hanya Aku dan Senja, Namun Aku Tetap Memelukmu

Aku Dan Senja

Karya Agustinus Aban/ Mahasiswa FH Cendana Wangi/Reporter Indotimex Media TTU

Aku,, ingin melihat, ingin menyapa dan memelukmu.
Kehadiranmu, sungguh membawa rasa, rindu, damai , dan kebahagiaan, atas nama cinta.

Sungguh, tidak melihatmu pada saat itu, serasa ada sesuatu yang hilang tanpa sebab.
Aku ingin menyapa dan melihat kehadiranmu.

Pada saat itu, satu tahun yang lalu, semuanya telah dimulai.

Memulai dan berawal dari sebuah pertemuan singkat memiliki banyak makna saat itu.

Saat itu keadaan senja sedang menyelimuti bumi.
Dan matahari pun menyelapkan eksistensinya. Seolah-olah ini adalah waktu untuk membiarkan bulan bersama dengan bumi.

Aku, pada kesempatan yang berharga ini, ingin memelukmu yang keluar hanya sebentar waktu saja.
Aku tidak ingin melihatmu menghilang begitu saja.

Kepamitanmu, membuat semua orang ingin menyapa dengamu.
Namun, kehadiranmu hanya akan sebentar waktu saja.

Aku, tidak ingin tega merelakanmu pergi.
Tapi, waktumu sudah ditentukan bahwa, kamu harus segera menghilang.

Aku sama sekali tidak terpana oleh keindahanmu.
Aku ingin sekali memelukmu, hanya saja dibatasi oleh waktu. Dan untuk harus segera menghilang.

Sudah hampir satu tahun lamanya, seperti orang yang tidak tahu apa-apa.
Aku masih kembali ke tempat ini.

Tempat yang selalu membawaku ke masa kemarin, atau masa lalu.
Tempat yang selalu membawa memoriku tentangmu.

Aku tetap berusaha untuk hadir di tempat ini lagi, karena kehadiranmu sungguh membawah banyak kisah dan kesan yang menyenangkan, menarik dan memiliki banyak makna dan arti.

Aku ingin kembali, untuk kita membuat memori lebih banyak di tempat ini.
Aku adalah bulan yang sedang mendamba kehadiran di malam hari.

Terimakasih senja, atas hadirmu.
Aku tetap memelukmu, jika saat dan waktumu sudah kembali tiba.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *