Hukum  

Setelah Lakukan Supervisi Penanganan Kasus Dugaan Korupsi RSP Boking di Polda NTT, Ini yang Akan Dilakukan KPK RI

Reporter Fhe Naiboas

indotimex.com, Soe– Setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalukan Supervisi Terhadap Penyidik Polda NTT terkait Mandeknya Penanganan Kasus Korupsi RSP Boking di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) pada Tanggal 25-27 Maret 2024 di Mapolda NTT, maka KPK menyimpulkan Kasus yang mandek di tangan Penyidik Polda NTT dan Kejaksaan Tinggi NTT itu Harus di Gelar Ulang di Komisi Pemberantasan Korupsi, KPK, di Jakarta.

Demikian Surat KPK tertanggal 26 maret 2024 yang di tujukan kepada Araksi NTT Sebagai balasan atas surat Araksi NTT kepada 4 Lembaga Negara di Jakarta pada waktu lalu.

Ketua Araksi NTT, Alfred Baun saat dihubunggi media ini lewat telepon selulernya, Kamis 04 April 2024 mengatakan,

Terkait mandeknya penanganan kasus dugaan Korupsi RSP Boking di Kabupaten TTS provinsi NTT, surat KPK menegaskan bahwa berdasarkan surat Araksi NTT kepada KPK maka, KPK menggunakannya sebagai dasar untuk melakukan evaluasi dan supervisi di Polda NTT.

Lebih Lanjut menurut Ketua Araksi NTT, Penyidik Polda NTT juga menjelaskan kepada Araksi NTT bahwa hasil supervisi KPK di Polda NTT terkait penanganan kasus RSP Boking di simpulkan meminta kepada penyedik Polda NTT untuk Melakukan Gelar Perkara tersebut di KPK dalam waktu singkat.

Bahwa kegiatan Gelar Perkara akan di lakukan di KPK sehabis Lebaran.
Menyimak Kesimpulan ini, Kami dari Araksi NTT meminta kepada KPK agar setelah Gelar perkara tersebut di KPK, sebaiknya KPK mengambil Alih kasus tersebut.

Ketua ARAKSI NTT, Alfred Baun, SH/Fhe Naiboas

Bahwa jika KPK mengambil alih kasus RSP Boking Saya yakin Kasus tersebut akan cepat di persidangan di Pengadilan sehingga ada kepastian Hukum. Pinta Alfred Baun, SH

Kami dari Araksi berharap agar KPK Ambil alih saja Kasus ini biar Lebih cepat penyelesaian.

Kami Khawatir, jika kasus ini di tangani Polda dan Kejaksaan Tinggi NTT Bisa mandek dan dugaan ada berbagai kepentingan yang mengintervensi Penegakan hukum terkait kasus ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *