Reporter Charles Usfunan
indotimex.com, Kefamenanu – Derai air mata jadi saksi musim tahun ini, tak lain terjadi 176 Kepala Keluarga (KK). Cuaca ekstrem yang melanda sebagian besar wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak tanggal 9 hingga 14 Maret hingga kini telah menimbulkan sejumlah dampak serius.
Hujan melimpah di beberapa wilayah menyebabkan timbulnya berbagai bencana seperti longsor, banjir, serta kerusakan fasilitas umum dan rumah warga pada beberapa kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur.
Kepala Desa Susulaku A Laurensius A Sapnani Spi yang ditemui media indotimex.com Selasa 2-4-2024 diruang kerjanya menjelaskan akibat cuaca ekstrim yang melanda daerahnya menyebabkan Bantalan Bendungan Bak Ulu Naek jebol menyebabkan sebagian Sawah yang sudah ditanam dan Sawah yang sudah di bajak dan sisir pun tidak bisa ditanami disebabkan tidak ada airnya, jelasnya.
Peristiwa banjir yang terjadi di Desa Susulaku A, Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara NTT, mengakibatkan Bantalan Bendungan Bauk Ulu Naek jebol mengalami kerusakan hingga kehilangan daya tampung air yang biasanya dipakai untuk mengairi sawah masyarakat.
Peristiwa yang terjadi pada hari Senin 11 Maret 2024,pukul 19.00 Wita itu menyebabkan dua lokasi persawahan di Desa Susulaku A yakni Bauk Ulu Naek dan lokasi persawahan Bokis kekurangan air.
Sedangkan Untuk lokasi persawahan Lote dan Elonaibel irigasi persawahan mengalami rusak berat akibat tertutup material yang dibawa banjir, seperti batu, pasir, lumpur dan kayu dari kali Boni.
Lokasi persawahan yang mengalami kekurangan air akibat irigasinnya tertutup, yakni Bauk Ulu Naek, luas persawahan 28 Ha dengan panjang Irigasi kurang lebih 2,500 meter dan Persawahan Bokis luas 42Ha, panjang Irigasi 1 500 meter yang mengairi daerah persawahan Lote dan Elonaibel panjang Irigasi 500 meter mengairi 8 Ha.
Lanjutnya banyak Sawah masyarakat yang tidak bisa di tanami sebab tidak ada air, dan ada juga masyarakat yang gagal panen sebab ada sebagian masyarakatnya yang sudah menanam sebelum bencana, jelasnya.
Ada dua lokasi persawahan Irigasi yang selama ini dipakai untuk mengairi sawa mereka masih secara tradisional, yakni irigasi yang digali oleh masyarakat
Sehingga musim hujan tiba atau seperti sekarang ini kami masyarakat desa susulaku A sangat menderita sebab irigasinnya tertutup oleh material yang dibawa banjir.
Salah satu pemilik Sawah yang enggan menyebut jati dirinya kepada media indotimex.com mengatakan berharap agar pemerintah daerah kabupaten Timor Tengah Utara secepatnya membantu masyarakat desa Susulaku A mengatasi krisis air yang mengairi sawah mereka. Dan juga berharap pemerintah agar membantu masyarakat memperbaiki saluran irigasi yang tertutup material, harapnya.