News  

Kisah Inspirasi: Berawal dari Penjual Sayur dan Kayu Keliling Oeekam, Nona Anggi Akhirnya Raih Gelar S2

INDOTIMEX.COM – Setiap orang mempunyai cita – cita, dan apapun itu. Tidak peduli tinggi atau tidak menurut pandangan orang.  Namun untuk prosesnya tidak semudah membalikan telapak tangan. Setiap orang pastinya diterpa dengan berbagai tantangan untuk meraihnya.

Mungkin mudah untuk mereka yang memiliki kecukupan ekonomi atau bahkan berkelimpahan dari orangtua. Kisah dari Yusti Anggi Umbu Pingge membuktikan bahwa Ia adalah perempuan tangguh.

Lahir dari berbagai kekurangan namun kondisi kesulitan itu tidak menjadi alasan yang menyurutkan semangatnya untuk meraih mimpi, Ia perempuan tangguh yang bermental baja.

“Waktu saya SD, SMP, SMA setiap kali guru tanya cita-cita, saya pasti diam tidak jawab karena saya tau kondisi ekonomi tidak memungkinkan.

Saat SD-SMP Saya mulai mandiri, sepulang sekolah tidak tidur siang karena saya harus jualan sayur dengan kayu api keliling komplek Oe’ekam.

Uang dari hasil jualan saya kasih di Nenek buat kebutuhan rumah karna memang saya tinggal dengan nenek.

Saat saya jualan dan tiap kali ada yang beli, dalam hati saya bilang, “semoga suatu saat saya bisa jadi pembeli kembali”.

Kadang sayur yang saya jual tidak laku, saya pulang dengan air mata.

Karena memang saya Anak ‘Brokenhome‘, Banyak orang yang selalu hina bilang saya ini anak ekor tidak mungkin jadi kepala.

Hinaan itu buat saya semangat untuk tetap kuat dan berjuang, selalu dipandang sebelah mata, Tetangga selalu omong saya; bilang “model ke dia yang mau kuliah?”.

Selalu direndahkan juga dari orang, bilang: “dasar anak tidak ada bapak”. Di situ saya manangis, saya juga tidak minta harus seperti itu, tapi Tuhan sudah takdirkan.

Baca Juga :   Dianggap Meresahkan, Pemerintah Diminta Tertibkan Keberadaan GBIA Lobohede

Saat masuk SMA saya berhenti jual sayur dan kayu api karena mama ambil keputusan untuk kerja, supaya saya bisa bayar uang sekolah.

Tamat SMA, mama tanya, :”Kakak mau kuliah?”, Saya jawab: “ia mama, kaka mau, tapi saya tidak yakin”. Mama langsung bilang “Yakin kalau Tuhan selalu ada.”

Akhirnya, pada Tahun 2017, saya datang ke Kediri untuk kuliah. Saat berangkat dari rumah, nenek menangis, karena saya harus jauh dari nenek. Ketika sampai di Kediri, mama tanya lagi, “mau kuliah jurusan apa”. Saya bilang, Farmasi. tapi karna terlambat daftar ulang, saya tidak lulus farmasi. Sempat pikiran dan nangis tapi mama bilang ambil yang lain saja, akhirnya saya putuskan untuk ambil Bidan.

Saat Kuliah Banyak Cobaan

Taulah kalau kos dan jauh dari keluarga, tapi saya tetap bertahan dan berjuang. Walau di tanah Rantau ingat orang tua dan disaat sendiri menangis. Saya harus buktikan di orang-orang kalau saya juga bisa kuliah.

Akhirnya, tanggal 27 Oktober 2020 saya wisuda. Saat wisuda juga tidak ada yang dampingi.

Mama telepon pagi-pagi kasih ucapan selamat di beta. Dengar itu ke hati ancur karena mama tidak bisa datang. Mama bilang, ”jangan menangis Kaka, nanti Kaka tidak cantik lagi” sementara mama sendiri nangis”.

Disamping beta lihat teman-teman yang lain bersama orang tuanya (disaat itu Beta sonde sadar Air mata jatuh, tapi Beta cepat-cepat lap pakai tisu). Beta hanya diam dan bilang;

Foto: Yusti Anggi Umbu Pingge/Istimewa
Foto: Yusti Anggi Umbu Pingge/Istimewa

“Tuhan Su Dar kecil ajar Beta berjuang, masa pas Beta begini baru menangis, Yusti harus bisa seperti yang dulu”, dulu yang orang bakata bilang orang tua begini begitu Beta tutup telinga apa lagi posisi begini.

Baca Juga :   4 Orang WNI Dideportasi dari Timor Leste Melalui PLBN Wini-TTU

Kata-kata itu yang buat Beta tersenyum dan tetap kuat karena ada mama dan nenek yang selalu support Beta. Puji Tuhan saya bisa dapat gelar Amd.Keb. Saya bisa buat mama, nenek dan keluarga bahagia.

Selang beberapa bulan, Dengan kondisi keuangan dari mama yang cukup bagus dan berkat Beta pung usaha sedikit. Akirnya Beta lanjut ke S1 dan juga lanjut S2. Puji Tuhan, Semua Beta lalui atas berkat doa nenek. Orang tua dan basodara samua.Yusti Anggi Umbu Pingge/Viral Kupang

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *