Para korban TPPO, lanjutnya, tidak berpikir panjang setelah mendapat informasi dari para pelaku. Mereka cepat tergiur dan mudah mengambil keputusan.
Padahal potensi sumber daya alam yang sungguh luar biasa, harusnya menjadi daya pikat tersendiri, sehingga penduduk di daerah tidak perlu menjadi korban TPPO.
“Kita punya lahan pertanian yang begitu luas. Tapi mereka tidak mau bekerja di ladang sendiri. Padahal sampai di daerah tujuan, mereka juga tetap kerja di kebun. Hanya yang membedakannya, di sana mereka langsung terima uang,” jelas Edi.
Kondisi tersebut, katanya harus bisa dihentikan. Sebab banyak korban TPPO yang kembali ke kampung halaman dalam keadaan yang cacat fisik.
Ia mengajak wartawan untuk bersama-sama dengan pemerintah dan beberapa pihak lainnya, untuk bergandengan tangan, menghentikan segala bentuk perdagangan orang.
“Mari kita bergandengan tangan untuk menghentikan semua ini. Kita sama-sama bekerja dan bekerja bersama-sama, sesuai dengan tupoksi kita masing-masing,” kata Edi.