Roland Tahoni / Tim
INDOTIMEX.COM- Perang berdarah terjadi di Adonara Barat, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Berdasarkan informasi yang beredar di tengah masyarakat, perang tersebut pecah lantaran sengketa batas tanah antar dua wilayah.
Kendati demikian Kepala Bagian Operasi Polres Flores Timur AKP Ridwan mengatakan polisi telah menangkap 11 orang terduga pelaku pembakaran puluhan rumah di kecamatan Adonara Barat pada Senin pagi.
“Mereka kami amankan karena diduga melakukan perusakan,”ujar Ridwan.
Ia mengatakan sejauh ini sudah ada 51 rumah warga Bugalima yang terbakar dalam inseden perang tersebut.
Dalam insiden tersebut satu orang warga yang menderita stroke terpanggang hidup-hidup lantaran tak dapat menyelamatkan diri.
“Korban bernama Simon Sanga Mado (70) korban menderita stroke sehingga tak bisa menyelamatkan diri saat rumahnya turut dibakar,”ujar Ridwan.
Saat ini polisi tengah melakukan proses penyelidikan termasuk mengidentifikasi beberapa tokoh adat setempat yang diduga menjadi dalang utama pembakaran rumah secara brutal di kecamatan Adonara Barat.
Semenatara itu Kepala Desa Bugalima Rikardus Baka Tukan mengatakan insiden pembakaran rumah dipicu sengketa lahan tanah antar dua wilayah desa yakni desa Ilepati dan desa Bugalima.
Menurutnya saat ini sudah ada 6 orang warga yang terluka akibat insiden pembakaran rumah tersebut sementara satu orang lansia meninggal dunia.
Rikardus mengatakan warga Bugalima mendapatkan serangan dari warga Ilepati pada pukul 04:30 Wita senin 21 Oktober 2024.
Warga yang terbangun setelah mendengarkan letusan bom rakitan langsung panik lantaran tak tahu harus menyelamatkan ibu dan anak-anak atau menghadapi serangan dari warga Ilepati.
“Dalam situasi kacau mereka terkena lemparan batu dan tembakan senapan angin (dari warga Ilepati),”kata Kepala Desa Bugalima Senin.
Akibatnya, kata Rikardus Tukan, 6 orang terluka akibat tembakan senapan angin dan lemparan batu dalam insiden penyerangan warga Ilepati.
Saat ini para korban sudah dilarikan ke RSUD Larantuka untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.