Jho Aban / Roland Tahoni
INDOTIMEX.COM – Romo Inocentius Nahak, Pr, membenarkan peristiwa yang terjadi di pos Lookeu dengan Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) Pos Lookeu, Satgas Pamtas RI-RDTL Yonif 741/GN.
Kepada wartawan, Romo Ino mengaku, kejadian ini bermula ketika mobil yang ditumpanginya melintas di depan Pos Lookeu.
Ia menjelaskan, saat tiba di depan Pos TNI tersebut, Ia membunyikan klakson mobil dan secara tiba-tiba keluarlah seorang Anggota TNI yang langsung memintanya untuk berhenti.
Menurutnya, saat diminta untuk berhenti, Iapun langsung menghentikan laju kendaraannya dan pada saat berhenti Ia langsung dihujani dengan pertanyaan.
“Ketika sampai di depan pos saya bel. Tiba-tiba seorang Anggota keluar dan meminta saya untuk berhenti. Saat berhenti Ia langsung bertanya dari mana dan mau ke mana ?,” ungkap Romo Ino, saat dihubungi Wartawan melalui sambungan selulernya, Selasa 22 Oktober 2024.
Romo Ino menjelaskan, ketika ditanya demikian, Iapun menjawab dari Atambua menuju Paroki Lurasik dan melewati Laktutus sehingga melintasi Pos Lookeu.
Walau sudah menjawab demikian, Oknum Anggota TNI tersebut tetap tidak menerima dan sempat mengeluarkan kata-kata kasar sambil naik ke Kendaraan dan membongkar barang-barang yang ada di dalam mobil tersebut.
“Ketika saya ditanya dari mana dan mau ke mana, saya menjawab bahwa dari Atambua menuju Lurasik. Tapi oknum Anggota TNI ini tidak terima dan langsung melesak masuk ke dalam mobil dan memeriksa semua barang di dalam mobil sambil mengatakan ‘kamu tau tidak kalau lewat sini harus diperiksa’,” jelas Romo Ino.
Ia menambahkan, dirinya sempat menjawab bahwa Ia tidak tau kalau harus diperiksa karena papan pemberitahuan.
Berselang beberapa waktu kemudian, Sambung Romo Ino, keluar lagi dua Anggota TNI lain dan juga menebar ancaman akan memukul Sang Gembala tersebut.
“Kamu lama-lama saya pukul,” ujar Romo Ino menirukan ucapan Anggota TNI tersebut.
Menurut Romo Ino, setelah memeriksa semua barang di dalam Mobil, Ia kemudian disuruh melanjutkan perjalanan.
Ia mengaku, kejadian ini sempat membuat dirinya trauma karena baru pertama kali mengalami hal tersebut.
Romo Ino juga menjelaskan bahwa setelah mendapat perlakuan kasar tersebut, dirinya kemudian langsung melaporkan apa yang dialaminya kepada Ketua Pembina Kerohanian TNI/Polri Keuskupan Atambua, Rm. Yoris Giri, Pr.
Jelang beberapa menit kemudian, satu unit motor melintasi jalan tersebut, dengan menegur Romo. Ketika seorang pengendara motor menegur Romo, semua situasi terasa berbeda
“Tak lama berselang satu motor melintas dan sempat menegur saya “Romo ada buat apa?” Seketika mereka kaget dan suasana sedikit berubah. “Ujarnya.
Dengan adanya situasi yang sudah sangat berbeda dan situasi telah membaik, pihaknya mengatakan permohonan maaf atas apa yang ia lakukan terhadap Anggota TNI pos Lookeu
“Sebelum berangkat saya sempat minta maaf dua kali kepada mereka dan saya katakan, “Kalau apa yang saya lakukan tadi salah, saya mohon maaf. Itu karena saya tidak tahu untuk melakukan laporan seperti ini dan saya sempat berpelukan dengan dua anggota sebelum saya pamit melanjutkan perjalanan ke lurasik.”
Sementara itu, Komandan Satgas Pamtas RI – RDTL Yonif 741/GN ketika dikonfirmasi sejumlah wartawan membantah adanya kejadian tersebut.
Dansatgas ini mengatakan, kejadian tersebut hanyalah mis komunikasi karena Anggota yang bertugas pada saat itu tidak mengetahui kalau yang bersangkutan adalah seorang Romo.
Dansatgas juga membantah, tidak ada peristiwa obrak-abrik kendaraan apalagi menebar ancaman.
“Itu hanya mis komunikasi karena Anggota saya tidak mengetahui kalau itu Romo. Tidak ada juga obrak-abrik kendaraan apalagi tebar ancaman. Semua sudah diselesaikan,” pungkas Dansatgas.