Eletria Ristha Rabu/Mutiara Sonbay
INDOTIMEX.COM – Paroki St. Vinsensius A Paulo Ratesuba melakukan ragam macam kegiatan untuk menyambut Hari Raya turunnya Roh Kudus atas para rasul atau yang sering disebut Pentakosta, Minggu 19/05/2024
Menyambut Hari Raya Pentakosta, diawali dengan kegiatan turnamen Pentakosta Cup di mulai pada Rabu 01/05 lalu hingga berpuncak pada hari raya Pentakosta Minggu 19/05.Panitia penyelenggara mengadakan Turnamen Pentakosta cup yang difokuskan pada kegiatan olahraga, diantaranya seperti lomba bola voli putra/putri, sepakbola mini, lari karung, tarik tambang, dan permainan kartu poker, yang diikuti oleh semua lingkungan sewilayah paroki ratesuba.
Pada malam sebelum hari raya Pentakosta 18/05 panitia mengadakan malam seribu lilin untuk mengenang kepergian mendiang Uskup Agung Ende Mgr. Vincentius Sensi Potokota yang meninggal pada 19/11 2023 lalu.
![](https://indotimex.com/wp-content/uploads/2024/05/IMG-20240519-WA0003.jpg)
Ketua panitia Marselinus Nggesu kepada reporter media ini mengaku, khusus untuk acara malam seribu lilin sudah 2 kali diadakan dihalaman gereja tersebut.
“Untuk acara ini sudah 2 kali diadakan di halaman gereja kami, Tahun sebelumnya kami mengadakan acara malam seribu lilin untuk mengenang kepergian bupati Ende yang kebetulan berasal dari paroki kami, dan tahun ini untuk bapak Uskup karena beliau selama bertugas, beberapa kali mengunjungi paroki kami”, ungkapnya.Sesuai pantauan media ini dilokasi, umat Paroki Ratesuba yang hadir sekitar 100 orang, suasana duka masih terasa meskipun mendiang uskup sudah meninggal setahun yang lalu.
Hari Raya Pentakosta
Pada hari raya Pentakosta (puncak dari kegiatan) Minggu 19/05, perayaan Ekaristi uniknya yang menjadi petugas liturgi adalah ibu-ibu.Mulai dari anggota koor, pemasmur, Lektor, dirigen, komentator dan penari.
Ibu-ibu yang bertugas berasal dari Stasi Santo Petrus Mbakaondo.Setelah perayaan Ekaristi diadakan acara penyerahan trofi pemenang lomba dan kemudian acara makan bersama.
Kegiatan tersebut dimeriahkan oleh anggota Sekami dan JPA paroki yang menampilkan berbagai macam kegiatan seni, salah satunya tarian daerah.
RD Feliksianus Stevenson Nara atau akrab disapa Romo steven, dalam sambutannya mengutip kutipan yang Mulia Mendiang Uskup Agung Ende yang mengatakan bahwa kita ma’e wi’a bagi, kita ma’e wi’a nggera.
“Ini kutipan yang Mulia Mendiang Uskup Agung kita yaitu kita ma’e wi’a bagi, kita ma’e wi’a nggera”
Yang artinya adalah kita jangan berpisah, kita harus tetap satu.
Sambutan romo Steven sekaligus menutup rangkaian acara Pentakosta dengan resmi.