News  

Petrus Viance dan Theresia Arnolda, Kakak Beradik Difabel Desa Wolon Walu Sikka Menyambung Hidup dengan Segala Keterbatasan

Memiliki keterbatasan fisik, Petrus Viance hanya bisa terbaring dan menggantungkan hidupnya pada adik perempuanya

Laporan Reporter: Aris Halilintar

Maumere, indotimex.com– Memiliki keterbatasan fisik tak membuat Petrus Viance (55) dan Theresia Arnolda (51) berpangku tangan.

Kedua kakak beradik ini merupakan penyandang disabilitas. Namun Theresia Arnolda semangatnya untuk berkarya mencari sesuap nasi sangatlah besar.

Theresia Arnolda berkarya dengan tenun ikat ini sebagai memotivasi. sedangkan sang Kakak Petrus Viance hanya terbaring di atas tempat tidur saja.

Memiliki keterbatasan fisik, Petrus Viance hanya bisa terbaring dan menggantungkan hidupnya pada adik perempuanya

Theresia Arnolda menuturkan, ia seharian hanya menenun ikat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Suasana sunyi nampak terlihat di kediaman Petrus Viance , Theresia Arnolda di Desa Wolon Walu Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka siang. Namun saat media indotimex.com ini mengucapkan salam, jawaban pun terdengar dari dalam rumah.

Silakan masuk,” ujar Petrus Viance dan Theresia Arnolda dengan ramah dari ruang tamunya. Maklum saja, Petrus Viance dan Theresia Arnolda tak bisa leluasa bergerak lantaran tulang kakinya mengecil. Kondisinya itu terjadi sejak Petrus berusia 30 tahun, dan Theresia Arnolda berusia 32 tahun.

Saat ditemui di kediamannya, Theresia Arnolda sedang asyik menampi beras, Ia didampingi sang Kakak Petrus Viance yang juga mengalami hal serupa. Beruntung, mereka didampingi adik bungsunya , Sehingga segala keperluan keduanya dibantu dan dilayani oleh adiknya.

Kepada Reporter  indotimex.com Theresia menuturkan jika dirinya, hanya tenun ikat yang dihasilkan dapat diuangkan. Karena itu, meski memiliki keterbatasan fisik cacat kaki, Theresia Arnolda tak pernah patah semangat untuk menenun.

Aktivitas utama Theresia Arnolda yakni menenun, meskipun dalam keadaan yang serba sulit, ia berusaha dan hasil tenunan di jual untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari

Ia semangat menenun tak pernah merasa lelah lantaran hasil tenunannya sudah pasti dibeli ketika membawanya ke pasar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *