Wisata pantai ini dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas pendukung seperti beberapa unit lopo, MCK, dan semenisasi untuk akses dari jalan utama menuju bibir pantainya. Dari atas lopo-lopo tersebut, sensasi memikatnya menjadi berlipat ganda. Betapa tidak, pasir putih yang membentang luas menambah keanggunan pantai.
Di ujung, terlihat Sepasang kekasih diketahui Dicky dan Elma sedang memadu kasih, menikmati alam nan indah. Sepasang kekasih yang saya jumpai ini mengaku selalu senang dan setia menikmati sunrise dan sunset di Kajuwulu.
Tak terbatas disini, setelah Puas menikmati suasana pantai dari lopo, saya mengajak teman nekad mendaki tangga seribu untuk mencapai puncak salib di bukit Kajuwulu. Tampak bukit ini berdiri garang dengan warna hitam karena terbakar.
Seorang pemuda imforman memisahkan kalau area Kajuwulu selalu terbakar ketika tiba musim kemarau. Saat memasuki musim penghujan area ini dipenuhi dengan hamparan rumput hijau. Kendati demikian, musim disaat ini tak berpengaruh signifikan terhadap pesonanya yang selalu menawan.
Dicky dan Elma sepasang kekasih yang saya ajak ngobrol mengakui Tanjung Kajuwulu merupakan representasi kekaguman dari perasaan saling cinta antara keduanya.
“Alamnya cantik dan mempesona. Saat berada disini, secara tidak langsung hal romantis bisa kami rasakan tanpa harus mengungkapkannya”, tutur Dicky saat selesai memotret sang pujaan hatinya di tangga alam Kajuwulu.