Penulis: Jho Aban/ Editor: Mutiara S
INDOTIMEX.COM – Salah satu objek wisata pantai atau rekreasi yang terkenal fenomenal di Wini, Kecamatan Insana Utara Kabupaten TTU, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kini di sebut kerap terjadi pungutan liar dari penjaga parkir.
Tempat wisata kabupaten TTU ini, sering dikunjungi oleh orang-orang dari berbagai macam wilayah, baik antar kabupaten di Provinsi NTT, luar Provinsi NTT bahkan dari Negara tetangga yakni RDTL.
Tempat yang ramai dikunjungi itu akhir – akhir ini di sebut terjadi tindakan pungutan liar kepada pengunjung, hal ini ditandai dengan penjaga – penjaga karcis bekerja tidak profesional dan kondisi ini tentunya merugikan pengunjung.
Heni Salu, salah satu pengunjung warga asal Desa Ponu, Kecamatan Biboki Anleu, kabupaten TTU merasa sangat kecewa dengan pelayanan para penjaga dan pemberi karcis yang tidak sesuai aturan yang yang berlaku.
Kepada media ini, Heni pertanyakan prosedur pembayaran karcis masuk yang benar sesuai regulasi ke objek wisata.
“Saya tidak sepakat dengan para penjaga karcis di Tanjung Bastian itu yang pertama, ketika ada beberapa warga menggunakan mobil masuk, mereka bayarnya Rp.50.000 dan diatasnya ada puluhan orang, dan ketika saya kemudian masuk, bayarannya dihitung perorang Rp.5000”.
“Menjadi pertanyaan saya, apakah aturan ini hanya berlaku untuk orang-orang yang ada di kabupaten ini, atau aturan juga berlaku untuk kita semua warga Indonesia. Karena pada saat itu yang masuk mendahului saya adalah warga dari kabupaten Belu. Dan yang menjaga saat itu Jhon Elu. Ungkap Heny
Dirinya mempersoalkan aturan pembayaran karcis masuk di area objek wisata Tanjung Bastian yang non profesional dan jelas adanya indikasi pungli ke setiap pengunjung.
“Saya kurang sepakat dengan para pemberi karcis di Tanjung Bastian itu, karena mereka yang masuk terdahului, terhitung satu mobil, sedangkan ketika saya masuk saya dihitung perorang dan itu bedanya dimana antara mereka dan yang saya masuk kemudian ini.” Kesal Heni.
Heny kembali menyesali model karcis yang tidak jelas, tanpa nama dan tanpa tanda tangan sepertinya liar. dirinya menyarankan Kepada PEMDA TTU agar kalau bisa ada tanda tangannya di setiap karcis itu.
“Masa rombongan yang terdahulu tidak ditagih perorangan, sedangkan sampai saya ditagih perorang. Maka, Saya minta penjelasan yang sebenar-benarnya terkait penjaga di tempat wisata Tanjung Bastian” ujarnya.
Dirinya meminta kepada kepala dinas Kebudayaan dan Pariwisata Timor Tengah Utara, segera memberikan penegasan atau memberi pelajaran yang sebenar-benarnya kepada para petugas agar kedepan mereka kerja secara profesional dan bekerja sesuai aturan yang diberikan atau yang di jelaskan oleh kadis kebudayaan dan pariwisata.
“Saya meminta kepada pihak terkait dalam hal ini kepala dinas Pariwisata TTU agar, secepatnya memberi peneguran yang tegas terhadap mereka yang ditugaskan untuk menjaga masuk keluarnya di tempat wisata Tanjung Bastian itu, agar kedepan tidak terjadi lagi hal yang sama seperti hari ini.” tegasnya.