Pemilih yang ingin melihat corak baru pemerintahan yang lain dari Jokowi akan memilih Anies yang dianggapnya lebih relegius. Pemilih yang kecewa dengan penegakan hukum di era Pemerintahan Jokowi akan memilih Anies. Pemilih yang nantinya mudah terbuai oleh politisasi agama di setiap kampanyenya Anies-Imin akan memilih Anies.
Anies dan Imin adalah dua pasangan Belut Politik yang sama-sama sangat licin dan tak mudah dipegang kata-katanya, tak bisa diharapkan komitmen kesetiaan janjinya. Jika Ganjar dan Prabowo tidak mewaspadai pergerakan mereka, maka bisa dipastikan keduanya akan kalah.
Cara terbaik bagi Ganjar untuk menang haruslah selekasnya merangkul kekuatan NU dan Muhammadiyah. Satu pasangan Capres/Cawapres yang sama-sama dari PDIP, hanya akan dijadikan musuh kekuatan politik Islam bersama, jika Anies-Imin nantinya berhasil mempolitisasi agama.
Namun jika NU dan Muhammadiyah sudah membentengi Ganjar, maka serangan politik identitas ataupun SARA, dari pihak manapun akan mental dengan sendirinya, alias tertolak dan Ganjar akan menang. Pun demikian dengan Prabowo, haruslah lebih aktif lagi melobi tokoh-tokoh pergerakan eksponan Aktivis ’98, jika kasus penculikan dan pembunuhannya tidak lagi ingin terus dihidupkan.
Dari berbagai analisa politik yang saya kemukakan di atas, saya pikir Presiden Jokowi harus mulai mengevaluasi lagi beberapa posisi menteri yang dijabat oleh perwakilan Partai Nasdem dan PKB yang sudah nyata membentuk komplotan Belut Politiknya. Mereka harusnya segera diganti dengan para tokoh relawan yang sudah teruji loyalitasnya pada Presiden Jokowi selama bertahun-tahun ini.